bens leo

Sepak Terjang Bens Leo, Mengenang Sang Legenda

Akhir tahun 2021, tepatnya 29 November kemarin menjadi kabar duka untuk dunia musik Indonesia. Salah satu pengamat musik terkenal, Bens Leo terakhir menghembuskan nafasnya di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta akibat terinfeksi virus Covid 19. Semasa hidupnya, Bens juga dikenal sebagai jurnalis yang telah diakui kemampuannya. 

Dalam industri musik, Bens sudah tidak diragukan lagi. Semuanya benar-benar memberikan dampak yang besar untuk musik di Indonesia. Peranan terbesar yang pernah ia lakukan adalah menentang pembajakan dan masih banyak sepak terjang lainnya. Selain itu, apa saja sepak terjang Bens Leo semasa hidupnya? Simak penjelasan lengkapnya. 

Profil Singkat Bens

Pria yang bernama lengkapnya Benediktus Hadi Utomo, lahir 8 Agustus 1952 tersebut memiliki perjalanan panjang, terutama dalam perkembangan musik di Indonesia. Awal meniti karir sebagai jurnalis dan mengamati musik Indonesia, Bens Leo menunjukkan berbagai kemampuannya. 

Melihat kemampuan tersebut, ia ditunjuk dan dipercaya untuk menjadi juri dalam ajang musik dan termasuk anggota awal dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI). Kecintaannya akan dunia musik juga tidak lepas dari sana, beliau juga banyak dikenal oleh musisi tanah air sebagai produser dan pencari bakat untuk menghadirkan idola baru ditengah masyarakat. 

Tepatnya tahun 1993, Bens Leo pernah memproduseri untuk Kahitna yang menjadi salah satu band Indonesia yang masih terus eksis hingga sekarang, terutama album perdananya yang masih banyak didengar cerita cinta. 

Bahkan, tidak hanya sampai disitu saja perjalanan karir Bens memang sudah diakui keunggulannya semenjak berkarir menjadi seorang jurnalis. Awal karirnya pun bermula juga dari wawancara pertamanya bersama Tonny Koeswoyo yang membuatnya menjadi seorang jurnalis di Yudha Sport & Film pada rubrik Seni Budaya.

Sepak Terjang Bens Leo

1. Memberantas Pembajakan Musik 

Selama perjalanannya sebagai jurnalis dan fokus sebagai pengamat musik, Bens Leo sangat vokal terhadap berbagai permasalahan yang menimpa para musisi. Terutama pada saat banyak orang yang sembarangan langsung mengaransemen lagu tanpa izin dan langsung menyebarluaskan untuk kebutuhan komersial. 

Tindakan tersebut menurutnya akan sangat merugikan pihak pencipta lagu, karena royalti yang diberikan pun tidak didapatkan dan tentunya bagian tersebut akan sangat merugikan. Sehingga permasalahan tersebut harus diselesaikan dan perlu ada regulasi khusus untuk mengatur semuanya agar sama-sama saling menguntungkan. 

Tidak hanya itu saja, kebutuhan untuk tempat hiburan dan pertunjukkan yang menggunakan lagu tertentu, pencipta lagu seharusnya akan mendapatkan royalti dan besarannya senilai 2 persen dari nilai produksi pertunjukannya. Mengenai aturan tersebut memang agak rumit, tetapi semuanya akan perlahan mencoba mengerti dan bisa diterapkan. 

2. Perjalanan Sebagai Jurnalis 

Kesukaannya dalam dunia musik memang sudah tertuang semenjak pertama kali ia menjadi seorang wartawan. Waktu itu Bens Leo masih berumur 19 tahun dan memberanikan diri untuk wawancara Tonny Koeswoyo yang prakarsai Koes Plus. termasuk band legendaris dan paling disegani di tanah air, namun kebutuhan berita tidak membuatnya gentir. 

Tahun 70 an Bens Leo juga berkontribusi dan menggagas mengenai majalah musik pertama di Indonesia yang bernama majalah Aktuil. Bahkan, tahun 2000 pun Bens Leo juga ikut menjadi bagian dari NewsMusik yang menjadi media cetak yang khusus untuk para musisi. Namun, kehadirannya tidak terlalu lama, selang 3 tahun ia memutuskan untuk keluar. 

Minatnya pada dunia jurnalis memang sudah ada sejak kecil, hal ini memuncak ketika Bens kecil gagal untuk masuk AKABRI dan ingin fokus menjadi seorang wartawan. Tidak heran sampai akhir hayatnya pun, Bens masih terus memberikan banyak kontribusi besar dalam dunia musik di Indonesia. 

3. Bagian Ajang Penghargaan 

Perjalanannya sebagai pengamat musik dan banyak orang yang berhasil melalui tangannya tersebut, Bens Leo juga dipercaya untuk menjadi anggota awal dari Anugerah Musik Indonesia (AMI) yang sampai sekarang masih termasuk ajang paling mengesankan dan terpercaya untuk penikmat musik dan para musisinya. 

Bukan hanya berhenti pada ajang AMI saja, ternyata Bens Leo juga dipercaya menjadi penasehat pada acara SCTV Awards. Bahkan, beberapa lomba musik dan sebagainya juga ada kontribusinya. 

4. Menerbitkan Buku Terakhirnya 

Sebelumnya memang Bens sangat menolak untuk menulis buku, namun tepat bulan Oktober 2021 ia menerbitkan buku dengan judul “Bens Leo Aktuil, Rekam Jejak Jurnalisme Musik”. Karya satu ini termasuk legacynya beliau dan menjadi karya terakhir yang akan dikenang oleh masyarakat luas, terutama musik Indonesia. 

Dalam karyanya tersebut, sudut pandang, kritik, dan ulasan lainnya tergambar dengan menarik dan semuanya benar-benar memperlihatkan kapabilitas dari Bens Leo. Tentunya buku tersebut menjadi karya terakhirnya. 

Nah, demikianlah penjelasan lengkap mengenai sepak terjang dari Bens Leo. Wafatnya beliau memang memberikan duka mendalam, terutama untuk para musisi tanah air. Semoga Bens Leo tenang dan mendapatkan sisi terbaik dari Tuhan yang Maha Esa. a